Dakwahdigital adalah channel youtube yang berisikan kumpulan Ceramah GUS BAHA (KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim AH) yang telah disesuaikan dengan Tema Pembahasan dan diterjemah ke dalam Bahasa Indonesia, untuk memudahkan para muhibbin dan kaum muslimin pada umumnya memahami ceramah beliau yang disampaikan dengan Bahasa Jawa. Konten Dakwah Digital update SETIAP HARI dengan tema MENARIK Oleh MUHAMMAD RAJABOLEH MUHAMMAD RAJAB Pembelajaran tahun ajaran baru telah resmi dimulai, walaupun sebagian besar masih dilakukan secara daring. Meski begitu tentu kita berharap tidak menghilangkan keberkahan ilmu yang diajarkannya. Kata berkah berasal dari bahasa Arab, barakah, yang maknanya menurut Imam al-Ghazali adalah ziyadah al-khair, yakni bertambahnya nilai kebaikan. Ilmu yang berkah memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan di dalamnya. Salah satu tandanya adalah ilmu tersebut diamalkan dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain serta mendatangkan kebaikan. Oleh karena pentingnya keberkahan ilmu tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ayyuha al- Walad memberi nasihat kepada para penuntut ilmu, ā€œMeskipun engkau menuntut ilmu 100 tahun dan mengumpulkan menghafalkan kitab, engkau tidak akan bersiap sedia mendapatkan rahmat Allah kecuali dengan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran.ā€ QS al-Najm 39, al-Kahf 110, dan 107-108, al-Taubah 82, al-Furqan 70. Keberkahan ilmu harus dimulai dengan niat yang lurus dan benar. Demikian pesan Imam az-Zarnuji 1981 32 dalam kitab Ta’lÄ«m al-Mutallim TharÄ«q al-Ta’allum. Beliau mengatakan, selayaknya seorang penuntut ilmu meniatkannya untuk mencari keridhaan Allah SWT, mencari kehidupan akhirat, menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri dan orang-orang bodoh, menghidupkan agama dan melanggengkan Islam. Sebab, kelanggengan Islam itu harus dengan ilmu dan tidak sah kezuhudan dan ketakwaan yang didasari atas kebodohan. Selain niat, keberkahan ilmu ditentukan oleh sikap penuntut ilmu dan orang tuanya terhadap ilmu dan orang yang mengajarkan ilmu tersebut, yaitu guru. Az-Zarnuji mengatakan, ā€œKetahuilah, seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat ilmu yang bermanfaat, kecuali ia mau mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan menghormati keagungan guru.ā€ Dalam tradisi keilmuan Islam, penghormatan ta’dzim terhadap ustaz/guru benar-benar telah dipraktikkan. Dan ini menjadi kunci kejayaan peradaban Islam. Hal ini bisa kita lihat dari contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh orang-orang mulia. Misalnya, sahabat Ali bin Abi Thalib yang oleh Rasulullah SAW disebut sebagai Bab al-Ilmi atau pintu ilmu. Beliau mengatakan, ā€œSaya menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, dimerdekakan, ataupun tetap menjadi hambanya.ā€ Demikian pula dengan orang tua yang seharusnya memberikan penghormatan tinggi kepada para guru anak-anaknya. Pada masa keemasan Islam, para orang tua sangat antusias menyekolahkan anak-anak mereka kepada para guru ulama. As-Shalabi 2006 117 menyebutkan dalam kitabnya, Fatih al-Qasthinthiniyah, al-Sulthan Muhammad al-Fatih, suatu ketika, guru Sang Sultan yaitu Syekh Aq Syamsuddin masuk ke istana. Saat itu, Muhammad al-Fatih sedang bermusyawarah dengan para pembesarnya. Melihat kedatangan gurunya, al-Fatih bangun dan menyambut gurunya dengan penuh hormat. Kemudian, beliau berkata kepada perdana menteri Utsmaniyah, Mahmud Pasya, ā€œPerasaan hormatku kepada Syekh Aq Syamsuddin sangat mendalam. Apabila orang-orang lain berada di sisiku, tangan mereka akan bergetar. Sebaliknya, apabila aku melihatnya Syekh Aq Syamsuddin, tanganku yang bergetar." KeberkahanIlmu Kamis, 4 April 2019 | 14:07 WIB Ilmu yang saat di pesantren tidak dipahami olehnya, ketika sudah dibutuhkan ternyata mampu ia sampaikan dengan jelas dan lancar. " tangguh bukan hanya dalam soal ketekunan belajar, tapi lebih dari itu - totalitas dalam mengabdikan diri kepada guru dan orang-orang yang terkait dengannya.
Bagipara penuntut ilmu / murid , silahkan berkhidmat sesuai porsi dan kapasitas serta caranya masing-masing . Disamping berkhidmat , seorang yang ingin meraih keberkahan hidup harus bisa menjaga adab terhadap Gurunya . Belajar thoriqoh itu belajar agar kita mampu beradab . Adab zhohir dan adab bathin .
Dengandemikian, bagi murid yang tidak menyadari keberkahan ilmu atau kemanfaatan ilmu dari seorang guru, maka di dalam dirinya belum ada akhlak. Sehingga timbullah perilaku menyimpang yang kemudian menghilangkan identitasnya sebagai seorang pelajar ataupun sebagai seorang penuntut ilmu. Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok dengan 3 atau 4 teman kelasnya. Kolaborasi • Guru mengarahkan siswa untuk memahami bacaan tentang penjumlahan pecahan • Guru menjelaskan materi pelajaran. • Guru membimbing siswa untuk menulis ulang materi dengan bahasanya sendiri di buku tulisnya. Mandiri, Tanggung jawab Menanya Didunia pesantren (islamic boarding school) ada satu istilah yang sering kita dengar yaitu " keberkahan ".Kata "berkah" berasal dari bahasa Arab "barakah" yang maknanya menurut Imam al-GhazālÄ«, ziyādah al-khair yakni bertambahnya nilai kebaikan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan di dalamnya. bI1E.
  • 30dlatsehb.pages.dev/508
  • 30dlatsehb.pages.dev/51
  • 30dlatsehb.pages.dev/430
  • 30dlatsehb.pages.dev/310
  • 30dlatsehb.pages.dev/545
  • 30dlatsehb.pages.dev/67
  • 30dlatsehb.pages.dev/476
  • 30dlatsehb.pages.dev/86
  • keberkahan ilmu dari guru